Sudah
sepatutnya kita mengetahui, bagaimana sejarah mengenai Candi Borobudur yang
berdiri megah hingga saat ini. Seperti perkatan Bungkarno agar kita mempelajari
dan tidak melupakan sejarah. Barikut ini adalah sejarah singkat mengenai penemuan
Candi Borobudur hingga tahap restorasi.
Candi
Borobudur termasuk salah satu kuil Budha, Candi, atau monumen Budha terbesar di
Dunia. Candi Borobudur memiliki luas
15.129 m2 dan tingginya mencapai 34,5m yang tersusun dari 55.000 m3
bebatuan. Kemegahan Candi Borobudur tidak lepas dari hebatnya orang
Indonesia pada masa lalu.
Terdapat
sejarah panjang tentang berdirinya Candi Borobudur. Yang kemudian sampai saat
ini belum ditemukan bukti yang pasti. Tentang siapa yang membangun dan apa
tujuan dari pembangunan Candi Borobudur tersebut. Namun diperkirakan Candi
Borobudur dibangun pada tahun 750-800 M. Perkiraan ini berdasarkan pada
perbandingan dari jenis aksara yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga.
Yang umumnya digunakan pada prasasti kerajaan pada abad ke 8 dan abad ke 9.
Candi
Borobudur dibangun pada masa kerajaan dinasti Syailendra di Jawa Tengah. Yang
diperkirakan dibangun pada kurun waktu 75 hingga 100 tahun lamanya. Konon Candi
Boroudur benar-benar rampung pada masa pemerintahan R aja Samaratungga pada
tahun 825 M. Namun karena kurangnya bukti tertulis yang otentik. Membuat sejarah pembangunan Candi Borobudur masih sedikit
kabur.
Selain itu sempat ada ketidak jalasan tentang
Candi Borobudur. Yang termasuk peninggalan agama apa?, apakah Budha atau Hindu. Karena diketahui bahwa keluarga dinasti
Syailendra adalah penganut agama Budha. Namun disisi lain ditemukan Prasasti
Sujamerto yang menunjukan bahwa awalnya mereka mungkin beragama Hindu Syiwa. Di
daerah itu memang banyak dibangun berbagai Candi Hindu dan Budha. Ada juga
Candi Suci Siwa Lingga dikawasan Borobudur yang merupakan Candi Hindu.
Meskipun
demikian, para sejarawan menyepakati bahwa Candi Borobudur adalah peninggalan
agama Budha. Candi Borobudur sendiri dibangun hampir bersamaan dengan Candi-candi
yang ada di dataran Perambanan. Meskipun pembangunannya rampung terlebih dahulu
sekitar tahun 800 M.
Berdasarkan
penelitian, mulanya Candi Borobudur adalah sebuah rancangan stupa tunggal yang sangat besar. Namun karena stupa yang
sangat besar tersebut dianggap dapat membahayakan. Kemudian setupa tersebut
dibongkar dan diganti menjadi tiga barisan setupa kecil dan satu setupa induk
seperti sekarang.
Menurut
bukti-bukti sejarah Candi Borobudur sempat ditinggalkan pada abad ke 14. Dan beberapa
abad kemudian sepat tidak diketahui tentang keberadaan Candi Borobudur ini. Diakibatkan
karena tertimbun oleh tanah dan membentuk sebuah bukit yang oleh masarakat
sekitar diberinama Redi Brobudur.
Dalam sebuah prasasti yakni prasasti CALCUTTA,
tertulis sebuah kata AMAWA yang berarti lautan susu. Kata tersebut kemudian
diartikan sebagai lahar merapi. Dari sini muncul dugaan bahwa hilangnya Candi
Borobudur akibat tertimbun oleh lahar dingin dari gunung merapi.
Kemudian pada masa Kolonial Belanda Thomas Stamford Raffles
yang pada saat itu, ia ditunjuk sebagai Gubernur Jendral Inggris di Jawa. Ia memiliki minat istimewa terhadap sejarah jawa. Dan pada kunjungan inspeksinya di Semarang pada tahun 1914. Ia mendapat informasi dari bawahannya mengenai
adanya sebuah bukit yang dipenuhi oleh bebatuan berukir yang berada jauh di
dalam hutan. Karena terhalang oleh tugasnya sebagai Gubernur Jendral ia tidak
dapat pergi sendiri untuk mencari bangunan itu. Lalu kemudian Rafflespun
akhirnya mengutus Cornelius seorang insinyur Belanda untuk menyelidiki mengenai
bukit tersebut.
Dua bulan kemudian Cornelius beserta
dua ratus bawahannya menebang pepohonan dan semak belukar yang tumbuh di bukit
Borobudur. Dan membersihkan lapisan tanah yang mengubur candi ini. Namun karena
ancaman longsor iapun tidak dapat meneruskan penggalian tersebut. Kemudian
iapun melaporkan penemuannya kepada Raffles. Termasuk menyerahkan berbagai
gambar seketsa Candi Borobudur. Meskipun penumuan tersebut hannya menyebutkan
beberapa kalimat. Namun Raffles dianggap telah berjasa atas penemuan kembalinya
monmen ini. Serta menarik perhatian Dunia atas keberadaan monumen yang telah
hilang tersebut.
Lalu pada tahun 1835 seorang pejabat
pemerintaha Hindia Belanda yang benama Hardmen meneruskan kerja Kornelius.
Hingga pada akhirnya tahun 1865 seluruh bagian monumen telah tergali dan
terlihat. Minatnya pada Borobudur lebih bersifat pribadi daripada ugas
kerjanya. Hardment tidak menulis laporan atas kegiatannya. Secara khusus
beredar kabar bahwa ia telah menemukan arca Budha besar di Stupa Utama.
Pada tahun 1842 Hartmen menyelidiki setupa
utama, meskipun apa yang ia temukan tetap menjadi misteri. Karena bagian dalam
setupa tersebut ternyata kosong. Proses penelitian Candi Borobudur yang
dilakukan oleh pemerintahan Hindia Belanda ini terjadi selama puluhan tahun.
Dan dalam kurun waktu yang cukup lama tersebut. Candi Borobudur sempat menjadi
korban keserakahan atas keserakahan para penjajah.
Banyak
bagian dari Candi Borobur telah menjadi Cinderamata
dan pendapatan bagi pencuri serta kolektor pemburu artepak. Salah satu bagian
yang paling banyak dicuri adalah kepala arca Bhuda. Karena untuk membawa
seluruh bagian dar arca Bhuda tersebut tidaklah mudah. Oleh karnanya para
pencuri arca sengaja menjungkirkan dan menjatuhkan arca tersebut hingga
kepalanya terpenggal. Itulah sebabnya kini Candi Borobudur banyak ditemukan
arca Bhuda yang tanpa kepala.
Kegiatan penjarahan artepak tersebut
terus berlanjut hingga akhirnya muncul niatan para pemerintah kolonial. Untuk menjaga, melestarikan dan
memugar Candi Borobudur, dan proses pemugaran ini terjadi pada tahu 1900 M.
Dibentuklah komisi yang terdiri atas tiga pejabat untuk meneliti monumen
tersebut. Yang terdiri dari seorang sejarawan seni yang bernama Brendest,
tentara belanda yang bernama Yudor Panjat dan Insinyur ahli konstruksi yang
bernama Van The Car.
Setelah indonesia merdeka
pemerintahpun beberapa kali melakukan pemugaran meskipun bersekala kecil. Pada
akhir tahun 1960 an pemerintah Indonesia telah memintaan kepada masyarakat
Internasional. Untuk melakukan pemugaran besar-besaran terhadap Candi Borobudur
untuk melindungi menumen ini. Pemerintah Indonesia kemudian bekerjasama dengan
UNESCO mengambil langkah untuk perbaikan terhadap keseluruhan Candi. Proyek
pemugaran terbesar ini dilakukan pada tahun1975 hingga 1982.
Setelah renofasi tersebut selesai, tepatnya
pada 13 desember 1991. UNESCO kemudian memasukkan Candi Borobudur kedalam
daftar situs Warisan Dunia dan masuk dalam Kriteria Budaya. Itulah penjelasan singkat mengenai sejarah
Candi Borobudur hingga tahap restorasinya. Semoga sekarang kita lebih paham mengenai
Candi Borobudur serta tidak melupakan sejarah.
SEMOGA BERMANFAAT !!!JJJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar