Pada akhir tahun 1943,
kedudukan Jepang pada perang Dunia II mulai terdesak. Puncaknya pada tanggal 6 dan 9 agustus 1945,
terjadi pengeboman dikota Hirosima dan Nagasaki yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Sekutunya.
Peristiwa tersebut mengakibatkan Jepang menyerah tanpasyarat kepada Amerika Serikat dan Sekutu
pada 14 agustus
1945.
Berita
akan kekalahan Jepang terhadap Amerika dan Sekutu, nampaknya langsung diketahui
oleh tokoh muda Indonesia yaitu Sutan Syahir. Ia mengetahunya melalui siaran radio BBC (British Broadcasting
Corporation) London, Inggris. Mendengar berita akan hal tersebut, akhirnya
para pemudapun memutuskan untuk segera untuk menemui Ir. Soekarno dan Moehammad
Hatta. Yang sedang berada di jalan Pegangsaan Timur, yang sekarang berubah nama
menjadi (jalan Prokamasi, Jakarta).
Sutan Syahir yang saat itu menjadi
juru bicara para pemuda. Meminta kepada Ir. Soekarno dan Moehammad Hatta supaya Proklamasikan
kemerdekaan Indonesia segera dilakukan. Dan menolak kemerdekaan yang diberikan Jepang
sebagai hadiah.
Pada 15 agustus 1945, para Pemuda kembali
mengadakan rapat bersama Moh. Hatta, di lembaga Bakteriologi Pegangsaan Timur,
Jakarta yang dipimpin oleh Cherul
Saleh. Dan menghasilkan dasar dari Proklamasi Indonesia yang kemudian
diberikan kepada Ir. Soekarno. Akan tetapi pada saat hasil tersebut disampaikan kepada Ir.
Soekarno, terjadi perdebatan pendapat antara golongan tua dan golongan muda.
Golongan
tua tidak ingin terburu-buru dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Karena hal tersebut dapat menimbulkan pertumpahan darah yang sangat besar. Karena
pada waktu itu Jepang masih mempunyai kekuasaan di Indonesia. Dan dapat
berakibat fatal bagi pejuang Indonesia yang belum siap. Merekapun tidak menginginkan
terjadinya pertumpahan darah pada saat Proklamasi sedang dilakukan.
Namun,
gejolak tekanan yang dilakukan oleh para pemuda semakin memuncak. Mereka menginginkan
pengambil alihan kekuasaan dari tangan Jepang oleh Indonesia sapaya cepat
dilakukan. Dan siap menumpahkan darah bahkan siap berkorban nyawa.
Akhirnya
pada 16 agustus 1945,
para pemuda yang dipimpin oleh Shodanco. Menculik Soekarno beserta istri
dan anaknya yaitu (Fatmawati
dan Guntur yang
saat itu masih dalam usia 9 bulan), serta Moh. Hatta. Mereka dibawa dan diasingkan ke Rengasdengklok.
Hal tersebut bertujuan agar Ir. Soekarno dan Moh. Hatta tidak dapat pengaruh
dari Jepang.
Rumah penyekapan Soekarno dan Moh. Hatta saat di Rengasdengklok
Sementara
itu di Jakarta seadang terjadi pembatalan rapat, yang diadakan oleh PPKI karena tidak adanya Ir.Soekarno dan Moh.Hatta. Mr. Soebardjo yang saat
itu sedang cemas dengan keberadaan Soekarno dan Moh.Hatta. Tiba-tiba ditemui
oleh Wikana beserta
golongan muda Untuk mengadakan perundingan bersama.
Pada
perundingan tersebut Mr.
Soebardjo dapat meyakinkan golongan muda agar tidak terburu-buru untuk
memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Dan berjanji dengan jaminan nyawa,
bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dilakukan pada keesokan harinya.
Dengan jaminan tersebut, maka golongan mudapun mengutus Yusuf Konto untuk menjemput Soekarno dan
keluarganya, beserta Moh. Hatta untuk kembali ke Jakarta.
Pada malam harinya,
dikediaman Laksamana Maedah. Soekarno, Moh. Hatta dan Mr. Soebardjo segera
menulis teks Proklamasi yang disaksikan oleh Soekarni, Sayuti Malik, B.M Diah
dan Soediro. Setelah teks tersebut selesai dibuat, Sayuti pun segera mengetik
ulang teks tersebut. Dan tepat pada pukul 03.00 dini hari, teks tersebut telah
selesai diketik dan disepakati oleh angota PPKI.
Karikatur peritiwa perumusan teks Proklamasi
Pada
siang harinya yaitu pada tanggal 17 agustus 1945 dikediaman Soekarno yang yang
berada di jl pengsaan timur. Dibacakanlah teks Proklamasi itu oleh Soekarno. Dan
dikibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih oleh Abdul Latif Hendraningrat,
Suhud Sastro, dan SK. Trimurti yang dijahit oleh Fatmawati. Sejak saat itu status
Indonesia sebagai bangsa yag terjajah telah resmi berubah menjadi bangsa yang
MERDEKA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar