Sabtu, 15 Februari 2020

Sejarah Proklamasi Kemerdakaan Indonesia


       Pada akhir tahun 1943, kedudukan Jepang pada perang Dunia II mulai terdesak. Puncaknya pada tanggal 6 dan 9 agustus 1945, terjadi pengeboman dikota Hirosima dan Nagasaki yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Sekutunya. Peristiwa tersebut mengakibatkan Jepang menyerah tanpasyarat kepada Amerika Serikat dan Sekutu pada 14 agustus 1945.

Berita akan kekalahan Jepang terhadap Amerika dan Sekutu, nampaknya langsung diketahui oleh tokoh muda Indonesia yaitu Sutan Syahir. Ia mengetahunya melalui siaran radio BBC (British Broadcasting Corporation) London, Inggris. Mendengar berita akan hal tersebut, akhirnya para pemudapun memutuskan untuk segera untuk menemui Ir. Soekarno dan Moehammad Hatta. Yang sedang berada di jalan Pegangsaan Timur, yang sekarang berubah nama menjadi (jalan Prokamasi, Jakarta).

Sutan Syahir yang saat itu menjadi juru bicara para pemuda. Meminta kepada Ir. Soekarno dan Moehammad Hatta supaya Proklamasikan kemerdekaan Indonesia segera dilakukan. Dan menolak kemerdekaan yang diberikan Jepang sebagai hadiah.

Pada 15 agustus 1945, para Pemuda kembali mengadakan rapat bersama Moh. Hatta, di lembaga Bakteriologi Pegangsaan Timur, Jakarta yang dipimpin oleh Cherul Saleh. Dan menghasilkan dasar dari Proklamasi Indonesia yang kemudian diberikan kepada Ir. Soekarno. Akan tetapi pada  saat hasil tersebut disampaikan kepada Ir. Soekarno, terjadi perdebatan pendapat antara golongan tua dan golongan muda.

Golongan tua tidak ingin terburu-buru dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Karena hal tersebut dapat menimbulkan pertumpahan darah yang sangat besar. Karena pada waktu itu Jepang masih mempunyai kekuasaan di Indonesia. Dan dapat berakibat fatal bagi pejuang Indonesia yang belum siap. Merekapun tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat Proklamasi sedang dilakukan.

Namun, gejolak tekanan yang dilakukan oleh para pemuda semakin memuncak. Mereka menginginkan pengambil alihan kekuasaan dari tangan Jepang oleh Indonesia sapaya cepat dilakukan. Dan siap menumpahkan darah bahkan siap berkorban nyawa.

Akhirnya pada 16 agustus 1945, para pemuda yang dipimpin oleh Shodanco. Menculik Soekarno beserta istri dan anaknya yaitu (Fatmawati dan Guntur yang saat itu masih dalam usia 9 bulan), serta Moh. Hatta. Mereka dibawa dan diasingkan ke Rengasdengklok. Hal tersebut bertujuan agar Ir. Soekarno dan Moh. Hatta tidak dapat pengaruh dari Jepang.

Rumah penyekapan Soekarno dan Moh. Hatta saat di Rengasdengklok

Sementara itu di Jakarta seadang terjadi pembatalan rapat, yang diadakan oleh PPKI karena tidak adanya Ir.Soekarno dan Moh.Hatta. Mr. Soebardjo yang saat itu sedang cemas dengan keberadaan Soekarno dan Moh.Hatta. Tiba-tiba ditemui oleh Wikana beserta golongan muda Untuk mengadakan perundingan bersama.

Pada perundingan tersebut Mr. Soebardjo dapat meyakinkan golongan muda agar tidak terburu-buru untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Dan berjanji dengan jaminan nyawa, bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dilakukan pada keesokan harinya. Dengan jaminan tersebut, maka golongan mudapun mengutus Yusuf Konto untuk menjemput Soekarno dan keluarganya, beserta Moh. Hatta untuk kembali ke Jakarta.

Pada malam harinya, dikediaman Laksamana Maedah. Soekarno, Moh. Hatta dan Mr. Soebardjo segera menulis teks Proklamasi yang disaksikan oleh Soekarni, Sayuti Malik, B.M Diah dan Soediro. Setelah teks tersebut selesai dibuat, Sayuti pun segera mengetik ulang teks tersebut. Dan tepat pada pukul 03.00 dini hari, teks tersebut telah selesai diketik dan disepakati oleh angota PPKI.

Karikatur peritiwa perumusan teks Proklamasi

Pada siang harinya yaitu pada tanggal 17 agustus 1945 dikediaman Soekarno yang yang berada di jl pengsaan timur. Dibacakanlah teks Proklamasi itu oleh Soekarno. Dan dikibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih oleh Abdul Latif Hendraningrat, Suhud Sastro, dan SK. Trimurti yang dijahit oleh Fatmawati. Sejak saat itu status Indonesia sebagai bangsa yag terjajah telah resmi berubah menjadi bangsa yang MERDEKA.
  










Tidak ada komentar:

Posting Komentar